Laporan Praktikum
Pembuatan Selai Mangga


 




I.            PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula nama pohonnya. Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota, dan suku Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera indica. Pohon mangga termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok arboreus, yaitu tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga bisa mencapai tinggi 10-40 m.
Nama buah ini berasal dari Malayalam maanga. Kata ini dipadankan dalam bahasa Indonesia menjadi mangga; dan pada pihak lain, kata ini dibawa ke Eropa oleh orang-orang Portugis dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis), mango (bahasa Inggris) dan lain-lain. Nama ilmiahnya sendiri kira-kira mengandung arti: “(pohon) yang berbuah mangga, berasal dari India”.Berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma, mangga telah menyebar ke Asia Tenggara sekurangnya semenjak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal pula dalam berbagai bahasa daerah, seperti pelem atau poh.
Mangga (Mangifera indica .L) termasuk kedalam family Anacardiaceae yang banyak dijumpai di daerah Asia Tenggara terutama di Kepulauan Melanesia. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak 4000 tahun silam (Candole.1984). Tanaman ini merupakan jenis tanaman komersial di Asia Tenggara dan Asia Selatan seperti Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, India, dan Pakistan. Tiga jenis buah-buahan yang mendapat prioritas untuk dikembangkan oleh pemerintah sebagai primadona hortikultur di Indonesia adalah pisang, jeruk dan mangga.
Buah mangga merupakan salah satu buah musiman yang sangat digemari baik sebagai buah segar maupun dalam bentuk olahannya. Selain rasanya yang enak, buah mangga merupakan sumber gizi yang baik untuk kesehatan. Daging buah mangga  yang berwarna kuning orange banyak mengandung vitamin A yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan vitamin A dalam mangga berkisar antara 1.200 – 16.400 SI. Mangga dengan kandungn vitamin A tertinggi adalah mangga Gedong (16.400 SI). Selain vitamin A, mangga juga mengandung vitamin C berkisar antara 6-30 mg/100g buah.
 Buah mangga segar bernilai ekonomi tinggi yang enak dimakan sebagai buah segar di antaranya mangga Gedong, Gedong Gineu, Arumanis, Golek, Manalagi dan Cengkir, sedangkan mangga untuk olahan  selai antara lain adalah mangga Kidang, Kweni, Bapang, Madu, Nanas, Kopyor, dan lain sebagainya.
        Seperti halnya buah-buahan yang lainnya, buah mangga mempunyai daya simpan yang singkat. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati akan memperbesar jumlah kerusakan. Selain kerusakan mekanis dan mikrobiologis, kehilangan susut bobot selama dalam penanganan mulai dari panen sampai ke pemasaran cukup besar.
         Untuk menekan besarnya kerugian akibat kehilangan bobot karena kerusakan buah dan proses penguapan air, maka penanganan pascapanen buah harus benar-benar diperhatikan. Pengolahan mangga menjadi berbagai jenis olahan adalah salah satu cara untuk menyelamatkan hasil panen yang berlimpah pada saat panen raya, produk lebih awet, dan jangkauan pemasarannya menjadi lebih luas dengan risiko kerusakan yang lebih kecil. Berbagai jenis olahan yang dapat diterapkan dengan bahan adalah: selai,dodol dan lain- lain. Buah mangga atau pelem (Mangifera Indica) tergolong jenis buah-buahan yang sangat diakrabi masyarakat. Hal yang wajar, karena Indonesia Termasuk negara yang memiliki beragam jenis mangga. Pohon mangga bisa mencapai ketinggian 5-10 meter. Buahnya, seperti diketahui berbentuk bulat telur dengan panjang 80-150 m dan diameter 50-90 mm.
        Buah mangga banyak mengandung karbohidrat, glukosa, mangiferin,minyak-minyak volatil, asam organik, vitamin A, B1, B2, C. Ekstrak buahmentah dan ekstrak kulit batang, batang dan daun memiliki khasiat antibiotik. 
        Buah mangga mengandung banyak vitamin. Daging buahnya banyak mengandung vitamin A, vitamin B-karoten,Vitamin C (asam askorbat) dengan kandungan vitamin C berkisar antara 6-30 mg/100g buah. Mangga juga mengandung serat yang tinggi, kalsium dan fosfor yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.  

B.     Tujuan
1.      Dapat memahami proses pembuatan selai secara sederhana dan berkualitas tinggi.
2.      Mengetahui bahan-bahan pokok yang dibutuhkan untuk membuat selai.
3.      Mengerti akan  prinsip kerja pembuatan selai, sehingga dapat di terapkan pada masarakat.
4.      Mengetahui karateristik buah-buahan yang dapat di olah menjadi selai


C.     Pelaksanaan Pratikum
      Waktu dan Tempat  Praktikum
                       
                        Hari/Tgl           : Senin, 08 Oktober 2012
                        Waktu             : 13.00 – Selesai
Tempat            : Lab. Kimia Pangan .



II. TINJAUAN PUSTAKA

Selai atau selei (bahasa Inggris: jam, bahasa Perancis: confiture) adalah salah satu jenis makanan awetan berupa sari buah atau buah-buahan yang sudah yang sudah dihancurkan, ditambah gula dan dimasak hingga kental atau berbentuk setengah padat. Selai tidak dimakan begitu saja, melainkan untuk dioleskan di atas roti tawar atau sebagai isi roti manis. Selai juga sering digunakan sebagai isi pada kue-kue seperti kue Nastar atau pemanis pada minuman, seperti yogurt dan es krim.
Selai yang di dalamnya masih ditemukan potongan buah dalam berbagai ukuran disebut preserve atau conserves, sedangkan selai yang dibuat dari sari buah dan kulit buah genus Citrus disebut marmalade. Pektin yang dikandung buah-buahan atau sari buah bereaksi dengan gula dan asam membuat selai menjadi kental. Buah-buahan dengan kadar pektin atau keasaman yang rendah perlu ditambahkan pektin atau asam agar selai bisa menjadi kental.
Buah-buahan yang dijadikan selai biasanya buah yang sudah masak, tapi tidak terlalu matang dan mempunyai rasa sedikit masam. Buah-buahan yang umum dijadikan selai, misalnya: stroberi, blueberi, aprikot, apel, anggur, pir, dan fig. Selain itu, selai bisa dibuat dari sayur-sayuran seperti wortel dan seledri.
Di Indonesia, sebagian besar selai dibuat dari buah-buahan tropis seperti: nanas, lobi-lobi, srikaya, jambu biji, pala, dan ceremai. Selai kacang adalah sebutan bahasa Indonesia untuk peanut butter yang dibuat dari kacang tanah yang sudah dihaluskan dicampur mentega atau margarin.
Selai mangga merupakan bahan penyedap atau tambahan pada roti.Pada umunnya semua jenis mangga dapat dibuat selai.Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah.Konsistensi gel atau semi gel pada selai diperoleh dari interaksi senyawa pektin yang berasal dari buah atau pektin yang ditambahkan dari luar, gula sukrosa dan asam.Interaksi ini terjadi pada suhu tinggi dan bersifat menetap setelah suhu diturunkan.Kekerasan gel tergantung pada konsentrasi gula , pektin dan asam pada bubur buah.Kondisi optimun untuk kadar pektin adalah1%.pH 3,3-3,4 dan gula 66%.
            Di Amerika serikat selai didefenisikan sebagai suatu bahan pangan  setengah padat yang dibuat tidak kurang dari 45 bagian berat zat penyusun sari buah dengan 55 bagian berat gula.Campuran ini dikentalkan sampai mencapai kadar zat  terlarut tidak kurang dari 65 persen.Zat warna dan cita rasa dapat ditambahkan.Pektin dan asam dapat ditambahkan untuk melengkapi kekurangan yang ada pada buah itu sendiri.
            Nama buah dan bahan yang ditambahkan dalam pembutan selai harus disebutkan label dalam ukuran berat, untuk dijual di Amerika serikat.
Ada 4 substansi yang penting untuk memproduksi suatu gel buah.Komponen-komponen ini ialah pektin, asam, gula dan air.
Pektin dan gel pembentukan
            Buah-buahan dan sari buah memperoleh karakteristik pembentuk selai dari suatu zat yang disebut pektin.pektin pertama kali ditemukan diperancis dan broconnot pada sekitar tahun 1825.Selai terbentuk bila tercapai kadar yang sesuai antara pektin, gula dan asam dalam air.
            Oleh karena pektin penting dalam pembentukan gel buah-buahan, maka kandungan pektin dalam buah perlu mendapat perhatian.Jaringan tanaman mengandung pektin yang larut dalam air, asam pektat yang tidak larut, protopektin, dan senyawa yang mengandung substansi pektin dan selulosa.Bila substansi pektin berada dalam bentuk yang tidak larut dalam air, tidak terhidrolisis, seperti halnya dalam jaringan tanaman, substansi tersebut disebut protopektin.Bila substansi tersebut menjadi larut dinamakan pektin.
            Selama pemasakan buah, protopektin diubah menjadi pektin secara enzimatis.Selama proses lewat masak, pektin dapat terurai membentuk metil alkohol dan asam pektat yang tidak larut.Oleh karena protopektin merupakan agensia pengikat antara sel-sel yang tumbuh, maka perubahan menjadi pektin menghasilkan sutu pelunakan  dari buah yang hijau ketika masak, yang beehubungan erat dengan perubahan dari protopektin menjadi pektin.Dengan gula dan asam , protopektin tidak mampu membentuk gel.
Pektin
            Pektin adalah golongan substansi yang terdapat dalam sari buah, yang membentuk larutan koloidal dalam air dan berasal dari perubahan protopektin selama proses pemasakan buah.Dalam kondisi yang cocok pektin dapat membentuk suatu gel.
            Kertesz mendefenisikan istilah umum pektin sebagai asam pektinat yang larut dalam air dari aneka metil ester dengan derajat netralisasi yang berbeda-beda, yang mampu untuk membentuk gel dengan gula dan asam dalam kondisi yang cocok.Asam-asam poligalakturonat yang terdiri dari unit-unit asam-asam anhidrogalakturonat merupakan kerangka dasar dari semua pektin.Hidrolisis pektin dari buah apel dengan alkali akan menghasilkan asam galakturonat dan metil alkohol.Komponen pektin bervariasi tergantung dari sumbernya.Pektin dari umbi bit mengandung gugus asetil.Pektin buah-buahan mengandung metoksil yang bervariasi.
            Pektin adalah suatu koloid yang reversibel.Pektin dapat larut dalam air, diendapkan, dipisahkan dan dikeringkan, dan dilarutkan kembali tanpa kehilangan kapasitas pembentukan gelnya.Pektin diendapkan oleh alkohol, dan ini digunakan tidak hanya dalam identifikasi tetapi juga dalam pembuatan dalam pektin komersial.Sekarang telah ditemukan pektin dengan kandungan metoksil yang rendah yang memiliki kemampuan untuk membentuk gel dengan kadar gula yang rendah atau bahkan dalam kondisi yang khusus tanpa gula.Hidrolisis pektin akan menghasilkan asam pektat.Dalam transformasi tersebut ada beberapa hasil , antara lain asam pektinat.Unit-unit pektinat dilaporkan sebagai asam pektat dengan gugus karbonil yang diesterifikasikan oleh metil alkohol.

            Pembentukan Gel
            Penjelasan dari mekanisme pembentukan dari pektin gula asam air secara garis besar adalah sebagai berikut.
            Dalam suatu substrat buah-buahan asam pektin adalh kloid yang bermuatan negattif.Penambahan gula akan mempengaruhi keseimbangan pektin air yang ada dan meniadakan kemantapan pektin.Pektin akan mengumpal dan membentuk suatu serabut halus.struktur serabut ini mampu menahan cairan.Kontinuitas dan kepadatan serabut –serabut yang terbentuk ditentukan oleh banyaknya kadar pektin.Makin tinggi kadar pektin, makin padat struktstruktur serabut tersebut.Ketegaran dari jaringan tersebut dipengaruhikadar gula dan asiditas.makintinggi kadar gula, makin berkurang air yang ditahan oleh struktur.Kepadatan dari serabut-serabut dalam struktur dikendalikan oloe asiditas substrad.Kondisi yang sangat asam menghasilkan suatu struktur gel yang padat atau bahkan merusakkan struktur karena hodrolisis pektin.Asiditas yang rendah menghasilkan serabut-serabut yang lema, tidak ampu menahan caiiran dan gel mudah hancur dengan tiba-tiba.
            Pembentukan gel terjadi hanya dalam satu rentang pH yang sempit.Kondisi pH optimum untuk pembentukan gel berada dekat dengan pH 3,2.Dibawah harga ini didapatkan kekuatan gel menurun dengan pelan-pelan; diatas harga pH 3,5 tidak ada kesempatan pembentukan gel pada rentang kadar bahan padat terlaru yang normal.Rentang kadar bahan padat yang otimum diperoleh  sedkit diatas 65%.Dimungkinkan pembentukan gel pada kadar bahan padat 60% dengan menaikkan kadar pektin dan asam.Bila kadar bahan padat terlalu tinggi akan menghasilkan gel dengan sifat yang lekat.
            Jumlah pektin yang diperlukan untuk pembentukan gel tergantung pada kualitas pektin.Biasanya kadar pektin kurang dari datu persencukup untuk pembentukan struktur yang memuaskan.
            Disamping selai dibuat dari sistem gula sam pektin, dimungkinkan juga untuk membentuk gel dari asam pektinat dengan perlakuan ion-ion logam, untuk itu diperlukan kadar zat padat terlarut lebih rendah,Selai ini diperuntukkabagi yang melakukan diit.
            Sinerisis adalah suatu iatilah yang digunakan untuk menjelaskan selai yang memiliki cairan bebas, ialah cairan yang sibebaskan dari gel.Selai ini biasanya disebut dengan selai’menangis”.
            Gula invert
            Selama pendidihan larutan sakarosa dengan adanya asam akan terjadi proses hidrolosis menghasilkan gula reduksi(dekstrosa dan levulosa).Sakarosa diubah menjadai gula reduksi  dan hasilnya dienal dengan gula invert.Kecepatan inversi dipengaruhi oleh suhu, Waktu pemanasan, dan harga pH dari larutan.
            Gula invet sangat bergunadalam pembuatan selai,karena kristalisasi sakarosa dalam substrat yang  sangat kental dapat dihambatatau dicegah.Diperlukan suatu keseimbangan antara kadar sakarosa dan ggula invert dalam selai.Inversi sakarosa yang rendah dapat menghasilkan kristalisasi; inversi yang tinggi akan menghasilkan granulasi dekstrosa dalm gel.Jumlah gula invert yang ada harus lebih rendah dari jumlah sakarosa.Tampaknya, rasio40-60 adalah yang diinginkan.
            Oleh karena asiditas buah-buahan bervariasi dan kondisi pendidihan juga bervariasi  maka pengaturan rasio gula invertsakarosa yang dikehendaki cukup sulit.Pengendalian asiditas, pH dan persyaratan pendidihan harus dilakukan.Kesulitan pengendalian rasio gula invert sakarosa ditemui pada buah-buhan yang memiliki kadar asam atau pektin rendah dimana diperlukan pendidihan yang lebih lama.
            Dengan pengentalan hampa terjadi sedikit inversi sakarosa.Dalam hal ini sebagian sakarosa akan diubah menjadi gula prainvert.Pada umumnya gula invert yang tersedia dipasaran dibuat dari hidrolisis asam, walaupun hidrolisis dapat dilakukan dengan enzim invertase.

III.METODE PRAKTIKUM

A.    Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan Selai mangga adalah sebagai berikut.
1.  Alat
·         Panci
·         Loyang
·         Blender
·         Baskom
·         Pisau
·         pengaduk
·         Timbangan
·         Gelas plastik
·         Kompor gas
·         Sendok
·         Talenan
·         Label nama

2.  Bahan
·         Mangga
·         Air
·         Gula halus

B.     Cara Kerja
1.Timbanglah berat buah mangga terlebih dahulu dengan menggunakan timbangan yang sudah tersedia didalam laboratorium pangan.
2.Kupas kulit buah mangga yang akan digunakan untuk pembuatan selai.
3.Buah mangga yang sudah dikupas kulitnya kemudian dicuci bersih dengan menggunakan air.
4. Potonglah  buah mangga tersebut dengan ukuran petak-petak kecil, kemudian timbang kembali.
5.Masukkan potongan-potongan mangga tersebut kedalam blender,kemudian blenderlah potongan mangga tersebut sampai halus. Setelah mangga tersebut sudah halus kemudian berhentikan sebentar, dan masukkanlah gula halus kedalam selai mangga tersebut.kemudian hidupkan kembali blendernya.
6. Masukkanlah selai mangga kedalam wajan, lalu panaskan sampai selai mendidih.
7. Setelah mendidih, selai mangga didinginkan terlebih dahulu sebelum di kemas, setelah itu selai mangga siap untuk dinikmati.

v  Diagram Alir Pembuatan Selai Mangga

Pengupasan buah mangga
Potong kecil-kecil
Tambahkan gula halus, blender kembali
Panaskan sampai mendidih
Dinginkan
Selai Mangga
Masukkan kedalam wajan
Blender sampai halus
 











Uji organoleptik
            Pengujian sensori atau pengujian dengan indera atau dikenal juga dengan pengujian organoleptik sudah ada sejak manusia menggunakan indranya untuk menilai kualitas dan keamanan suatu makanan dan minuman. Pengujian sensori ini bias dibilang unik dan berbeda dengan pengujian menggunakan instrument atau analisis kimia, karena melibatkan manusia tidak hanya sebagai objek analisis, akan tetapi juga sebagai alat penentu hasil atau data yang diperoleh.
            Analisis sensori atau uji organoleptik adalah suatu proses identifikasi, pengujian ilmiah, analisis, dan interpretasi atribut-atribut produk melalui lima panca indera manusia, indra penglihatan, penciuman, pencicipan, peraba dan pendengaran sedangkan dalam pengujian ini diperlukan panelis. Pemilihan penggunaan panelis apakah terlatih atau tidak terlatih adalah suatu factor penting dalam perencanaan analisis sensori. Pada pengujian sesnsori pada dasarnya bersifat objektif dan subjektif. Analisis objektif ingin menjawab pertanyaan dasar dalam penilaian kualitas suatu produk, yaitu pembedaan dan deskripsi, sementara subjektif berkaitan dengan kesukaan atau penerimaan.


IV. HASIL  DAN PEMBAHASAN

A.     Hasil
Dari praktikum yang dilakukan didapatkan :
a)      Berat melon sebelum dikupas              :                  1 g
b)      Berat melon + air setelah diblender      :           1,005 g
c)      Berat selai                                            :           0,915 g
d)      Berat gula                                            :              0,4 g

Rendemen       =           x 100%
                        =          kg x 100%
                        =          65,12%

Hasil uji organoleptik :
Tabel Hasil uji organoleptik

Penelis
Tekstur
Warna
Bau
Rasa
a
3
4
3
4
b
3
4
3
3
c
3
4
4
3
d
3
4
3
4
e
3
3
3
4

Keterangan :    1 = tidak suka
2= kurang suka
3 = suka
4 = sangat suka
B.      Pembahasan

Selai merupakan produk pangan yang digunakan sebagai pemanis saat mengkonsumsi roti. Selai bisa terdiri dari bahan apa saja, tapi lebih umumnya yang digunakan oleh kebanyakan orang adalah selai dari buah-buahan.Prisip dari proses pembuatan selai ini adalah daging buah mangga di blender dan tambahkan gula agar kenyal, kemudian di panaskan.
Prosesnya dumulai dengan pengupasan kulit mangga dengan cara manual. Kemudian daging mangga dipotong-potong dengan pemotong apa saja yang bisa di gunakan untuk lebih mudahkan saat proses penghancurannya dengan blender. Proses dilanjutkan saat pemblenderan ditambahkan gula. Blender hingga semua bahan dan gula merata. Agar gula dan buah mangga cepat bercampur secara homogeny, maka sebaiknya gula yang akan digunakan dihaluskan terlebih dahulu. Kemudian panaskan hingga selai kelihatan sudah pas kentalnya. Pemanasan ini juga bertujuan untuk perataan gula yang di masukkan pada saat proses pemblenderan tadi. Jika masih ada gula yang berbetuk butiran di dalam selai akan mencair dan menyatu dengan selai.
Sebenarnya bahan yang digunakan untuk memnbuat selai adalah bahan yang masih muda. Hal ini berhubungan dari pengaruh pektin yang ada pada buah. Pektin ini berpengaruh pada kekenyalan dari selai. Pada buah-buahan yang masih muda masih banyak mengandung pektin, dan sebaliknya pada buah-buahan yang sudah masak, pektinnya sudah berkurang bahkan tidak ada sama sekali.
Jika kita menggunakan bahan yang masih muda, selai yang kita hasilakan akan lebih mudah kenyalnya. Namun kalau menggunakan bahan yang muda, rasa dari selai nantinya tidak akan seenak jika bahan yang sudah masak. Maka disinilah letak pentingnya gula yang kita gunakan. Gula berfungsi sebagai perekat antara serat-serat di struktur dalam buah-buahan yang kita gunakan sebagai bahan. Dengan begitu gula akan memberikan tekstur yang sangat kenyal pada selai nantinya.
 Penggunaan gula disarankan perbandingannya 1:1 dengan berat bahan yang kita gunakan. Hal tersebut bertujuan memberikan rasa manis yang sangat lebih, ini dimaksudkan agar rasa manis dapat terasa saat pengkonsumsiannya yang di gunakan sebagai bahan tambahan untuk makan roti. Dan tak lepas pula tujuannya sebagai bahan yang membantu kekenyalan pada selai yang dihasilkan, sesuai dengan yang tersebutkan di atas. Selain untuk menambah cita rasa pada selai, penambahan gula juga berfungsi sebagai pengawet pada selai, karena bahan panagan yang memiliki kadar gula tinggi mempunyai daya tahan yang lebih baik dari pada bahan yang mempunyai kadar gula rendah.
Buah-buahan yang ideal untuk pembuatan selai harus mengandung pektikn dan asam yang cukup untuk menghasilkan selai yang baik.Buah-buahan tersebut meliputi mangga, jeruk, anggur, cerri asam, nanas, strawberi dan pisang. Strawberri dan nanas mengandung asam yang cukup tetapi kandungan pektin rendah.Karena pektin tersedia dipasaran  dan asam yang dapat dimakan juga banyak, dimungkinkan untuk melengkapi kekurangan-kekurangan kadar pektin dan asam buah-buahan dalam pembuatan selai. Jika ingin mengentalkan selai ada cara lain. Seperti misalkan penambahan tepung agar selai tidak cair. Tepung memberikan kekentalan pada bahan tapi rasa bahan jadi agak kurang terasa nantinya saat sudah menjadi selai. Jadi selainya kurang terasa alami.
            Proses pembuatan selai melibatkan pendidihan buah buah untuk mengektraksi pektin, untuk memperoleh hasil sari buah yang maksimum dan mengektraksi substansi dan cita rasa yang karakteristik dari buah-buahan.Air dapat ditambahkan pada buah selama ekstraksi.jumlah air yang ditambah tergantung pada kandungan air buah.Air yang berlebihan harus diuapkan selama pengentalan, oleh karena itu, air yang ditambah harus sedikit dan diimbangi dengan sari buah yang baik  untuk mencegah kegosongan dan ekstraksi pektin. Ennzim penghidrolisis pektin rusak selama pendidihan ini.
           
V. KESIMPULAN & SARAN

A.           KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan, didapatkan kesimpulan hasil dari uji organoleptik yaitu :
         1.         Selai Mangga memiliki menarik
         2.         Selai Mangga memiliki menarik
         3.         Selai Mangga memiliki bau/ aroma cukup harum/ aromanya khas
         4.         Selai Mangga memiliki Cukup enak
         5.         Hasil rendemen = 65,12%.

B.            SARAN
Sebaiknya buah-buahan yang kita gunakan sebagai bahan baku tidak menggunakan bahan baku yang terlalu matang. Karena bahan yang telah terlalu matang tidak mengandung pektin lagi. Dan hal ini berpengaruh untuk pengentalan dan kekenyalan dari selai nantinya.
Sebenarnya jika ingin mengentalkan selai ada cara lain. Seperti misalkan penambahan tepung agar selai tidak cair. Tepung memberikan kekentalan pada bahan tapi rasa bahan jadi agak kurang terasa nantinya saat sudah menjadi selai. Jadi selainya kurang terasa alami.
Untuk masalah rasa, penambahan bahan tambahnnya sesuaikan dengan rasa asli dari bahan utama. Seperti rasa dari rosela yang sebenarnya agak asam, jadi ditambahkan asam sitrat secukupnya saja agar selai terasa asam sedikit seperti aslinya. Selai yangt terasa seperti aslinya akan memberikan kekhususan tersendiri dari selai itu.


VII. DAFTAR PUSTAKA

Winarno, F.G, 1992, Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Hasbullah dan Z.Zuki.1988. Peket industri pembuatan pikel, jam, jelli, agar, madu kelapa, sari mangga, dan sari markisa.Faperta UNAND. Padang.
http://www.google.com/ind/pustaka proses pembuatan selai. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2012 pukul 20.00 WIB
http://www.wikipedia.com/ mangga. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2012 pukul 20.00 WIB.

0 komentar:

Posting Komentar